Asal Usul Tasbih
Ketika Buddha Sakyamuni sedang membabarkan Dharma di
Gunung
Gṛdhrakūṭa, di dekatnya ada
sebuah kerajaan yang agak lemah, selalu direndahkan oleh kerajaan-kerajaan
tetangganya, ditambah wabah yang menyebar di dalam negerinya, rakyat hidup
dalam penderitaan, raja juga tidak kalah risaunya.
Pada suatu hari raja diam-diam mendatangi dan
bernamaskara pada Buddha, dengan tulus
memohon Buddha memberi bimbingan bagaimana cara melatih diri agar kerajaannya
terlepas dari malapetaka.
Kemudian Buddha merangkaikan 108 butir kayu
menjadi sebuah kalung dan menyerahkannya kepada raja, mengajari raja untuk sambil
menekan butiran tasbih sambil melafal nama Buddha di dalam hati, satu butir
tasbih untuk satu lafalan nama Buddha. Raja menuruti ucapan Buddha dan sampai
pada dua ratus ribu kali, jiwa dan raganya tak tergoyahkan, dengan sendirinya
memperoleh kedamaian.
Buddha menyerahkan tasbih langsung kepada raja,
raja amat bersukacita menerima dan berterimakasih pada Buddha. Setelah pulang
kembali ke istana, beliau segera memerintahkan untuk membuat ribuan kalung
tasbih, kemudian membagikan kepada keluarga kerajaan dan rakyat. Setiap hari
tangan raja tak terpisahkan dari kalung tasbih, dengan tulus melafal nama
Buddha, di seluruh pelosok kerajaan juga tampak orang yang memegang tasbih dan
melafal nama Buddha.
Setelah melewati satu kurun waktu, sungguh tak
terbayangkan, kondisi kerajaan semakin membaik, wabah tidak lagi merajarela, sejak
itu raja semakin tekun melatih diri, rakyat hidup dengan aman sentosa.
关于念珠的由来有这样一个故事。佛陀驻锡在灵鹫山说法的时候,附近有一个弱小的国家,经常受到邻国的侵凌,加以国内瘟疫流行,内忧外患,人民非常苦恼,国王更是忧心忡忡。
有一天,国王悄悄地来顶礼佛陀,诚恳请求佛陀告诉他如何修行才能让国家脱离苦恼。
佛陀于是将一百零八颗木槵子串成一环,教国王从这环木槵子的一头拨起,每拨一颗木槵子,从心里念一声佛号,周而复始,一直念到二十万遍的时候,身心不乱,自然安乐。
佛陀将这串念珠亲手授给国王,国王欢喜纳受并谢过佛陀。回到王宫后,马上依样做了千串的念珠,分赠六亲眷属及人民,国王每天手不离数珠,诚心念佛,大街小巷也可以看到持珠诚心念佛的人。经过一段时日后,不可思议地,国境渐渐安定,瘟疫也不再流行了,国王从此更是精进向道,全国洋溢着一股安详和平的气氛。
这就是念珠的由来。